JANGAN heran jika anda suatu saat menemukan kue lapis legit (Spekkoek) berbentuk Tugu Muda berdiri kokoh dengan kemasannya yang unik, lalu di sebuah kesempatan acara perkawinan atau ceremonial melihat ucapan selamat laiknya rangkaian bunga yang ternyata berbahan lapis legit. Atau suatu kali menikmati cokelat nan lezat yang didalamnya berisikan kue khas beraroma rempah tersebut.
Adalah Agung K Halim, pemilik CV Hollifood Enterprise (kepanjangan dari House of Lapis Legit Indonesia) yang mencoba berinovasi dengan penganan khas yang biasanya selalu ada saat pesta Tahun Baru Imlek. Namun, Agung tak ingin kue ini hanya berada di momen hari raya Imlek atau sajian saat Lebaran saja. ‘’Cake for all seasons…for all reasons,’’ begitu disebutnya.
Usaha sejak tahun 1990-an ini dimulai dari pengalihan lapis Legit (Spekkoek) Niki Sae Suparman yang sudah terkenal puluhan tahun sebelumnya. Pengelolaan pun beralih tetapi masih menggunakan brand lamanya. Dengan semakin berkembangnya usaha ini, inovasi dilakukan khususnya menyasar segmen menengah ke atas. Branding baru pun ditelurkan dengan nama Waiki. Sebuah sebutan yang simpel, dari kalimat Wah Iki!
Kini CV Hollifood juga membuat sejumlah produk khusus segmen atas seperti lapis legit (Spekkoek) Semawis, lapis legit Semarang dan lapis gulung Tugu Muda. Proses pembuatannya yang memakan waktu dan kesabaran ini membuat kue tersebut berharga lumayan mahal berkisar Rp 50 ribu-Rp 100 ribu sementara lapis legit brand menegah ke bawah dipatok mulai Rp 10 ribu. Selain kombinasi rasa dan bahan yang digunakan, pertimbangan kemasan menjadi salah satu poin yang membikin kue ini memiliki prestise tersendiri. Apalagi pencitraan kue lapis legit yang khas Semarangan masih terus berjalan sebagai makanan khas oleh-oleh.
Tahan Lama
Ya, tak hanya wingko atau bandeng presto saja, pelan-pelan lapis legit (Spekkoek) Semarangan juga mulai mendapatkan tempat sebagai jajanan oleh-oleh yang banyak dicari. Untuk mendongkrak image, Dinas Perindustrian dan Perdagangan Jateng juga sempat membawa penganan ini dalam Indonesian Trade Promotion Center di Australia awal September 2009 lalu.
‘’Respons buyer sebenarnya cukup bagus bahkan pernah dari Malaysia hendak memesan sampai 10 ribu dus tapi mereka ingin yang tahan bisa sampai berbulan-bulan. Kita masih belum sanggup sebab rata-rata hanya tahan sampai 2 minggu,’’ tutur Agung ditemui di pabriknya Jl Senjoyo II/1 Semarang, kemarin.
Agung mengakui, jenis penganan ini sangat diminati di pasar internasional terbukti dari banyaknya permintaan ekspor dari Singapura, Malaysia dan Australia. Tapi, kendala daya tahan menjadi problem tersendiri. Untuk itu, pihaknya terus berupaya bekerjasama dengan sejumlah institusi pendidikan seperti Unika Soegijapranata dalam hal teknologi pangan supaya kue bisa tahan lebih lama.
Kini, dengan produksi rata-rata 20-30 loyang berukuran 60×60 cm/hari, Niki Sae dan Waiki mampu memenuhi permintaan pasar di berbagai kota di Jateng. Bahkan, saat Lebaran lalu, produksinya mencapai 100 loyang yang masing-masing loyang bisa dikemas 30 dus. (Modesta Fiska-59 )
Kenapa lapis legit niki sae bisa tahan lama? Saya beli 21 nov 2021 kadaluarsa 6 feb 2022…
Hallo Kak…Terimakasih telah membeli produk kami. Lapis Legit kami semuanya divakum kak, jadi tahan sampai 6 bulan.
Hallo Kak…Jadi begini kak semua produk kami divakum baik yang niki sae maupun waiki jadi tahan sampai 6 bulan.