• HOLLIFOOD

  • Cake for all Seasons and for all Reasons

Jl. Senjoyo II No. 2A Semarang – Jawa Tengah Indonesia
marketing@hollifood.com   024 3557477

Berinovasi Tiada Henti

KALAU orang menyantap makanan lapis legit (Spekkoek) yang begitu-begitu saja, rasanya tentu lama-lama bosan. Karena itu diperlukan inovasi yang tiada henti menciptakan sesuatu hal baru supaya masyarakat tetap cinta pada produk makanan yang satu ini. Barangkali bukan hanya lapis legit saja tetapi juga inovasi ini tentu dilakukan untuk semua produk yang dihasilkan.

lapis legit tugumuda
lapis legit tugumuda

Pemilik CV Hollifood Enterprise, Agung Kusuma Halim adalah satu dari sekian pengusaha kreatif yang menciptakan ide-ide unik terhadap lapis legit (Spekkoek) produksinya. Di pabriknya di Jalan Senjoyo II/1 Semarang, Agung mencoba mempraktikkan beragam bentuk lapis legit seperti lapis gulung dengan kemasan berbentuk Tugu Muda tinggi menjulang.

Ada pula cokelat lezat yang didalamnya berisikan potongan lapis legit (Spekkoek) yang dikeringkan, kue lapis dengan aneka rasa baru tak sekedar rempah-rempah khas seperti cokelat, karamel, dan lainnya. Bahkan sampai ucapan selamat atau rangkaian bunga yang bahannya dari lapis legit. Wow.

Jangan heran, kakak kandung Harjanto Halim ini, memang penuh ide-ide segar untuk produk-produknya termasuk juga menyesuaikan momen-momen tertentu seperti Valentine, Natal, Imlek, atau Lebaran pastilah kue-kuenya dikemas khusus. Hasilnya sebuah rasa yang lezat dengan cita rasa khas dan kemasan menarik.

CV yang didirikannya sejak 1990-an ini, merupakan pengalihan dari Lapis Legit (Spekkoek) Niki Sae Suparman yang terkenal sejak puluhan tahun lalu. Agung pun terus membranding usahanya seperti perusahaan yang dibangunnya ini merupakan kepanjangan dari House of Lapis Legit Indonesia (Hollifood Enterprise). Begitu pula kuenya juga dibagi segmen premium dan yang biasa.

Segmen yang biasa tetap mempertahankan cita rasa aslinya masih diberi nama Niki Sae Suparman. Sementara segmen menengah ke atas dibranding dengan nama Waiki (dari kata Wah Iki!). Harganya berkisar Rp 50 ribu-Rp 100 ribu untuk brand Waiki, sedangkan lapis legit (Spekkoek) biasa mulai Rp 10 ribu.

’’Inovasi terus saya lakukan supaya kue ini bisa tetap eksis dan sesuai keinginan saya lapis lagit ini bisa jadi Cake for all seasons..for all reasons,’’ kata Agung, baru-baru ini.

Saat ini produksi rata-rata 20-30 loyang berukuran 60 X 60 cm per hari, Niki Sae dan Waiki mampu memenuhi permintaan pasar di berbagai kota di Jateng. Bahkan saat Lebaran lalu, produksinya mencapai 100 loyang dan masing-masing loyang bisa dikemas 30 dus.

Meski respons pasar cukup besar dari berbagai daerah dan negara seperti Malaysia dan Singapura, namun mengingat daya tahan kue ini hanya 2-3 minggu menjadi keterbatasan tersendiri. Kendati demikian, pihaknya terus bekerja sama dengan sejumlah institusi terutama dalam teknologi pangannya supaya kue ini bisa bertahan lama tetapi kualitas prima dengan proses produksi tetap memenuhi standar kesehatan.

’’Kami ingin lapis legit (Spekkoek) ini bisa menjadi oleh-oleh Semaang tak hanya bandeng presto atau wingko babad. Upaya ini juga dibuktikan pengenalan produk kami dalam pameran ke Australia (Trade Promotion Center) baru-baru ini,’’ imbuhnya. (Modesta Fiska-56) (/)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *